Meski wajah adik ipar istri saya tidak cantik, namun sebaliknya dia memiliki sosok yang sempurna. Meskipun aku tidak tahu banyak tentang kakak iparku, satu hal yang aku tahu pasti adalah dia sangat penuh nafsu. Suatu kali dia pergi ke kampung halaman istrinya untuk berkunjung dan dia terus menguntitku seperti piring; Untung saja saya tidak jatuh cinta, kalau tidak salah istri saya... Namun “ketika air mengalir, batu-batu terkikis”, suatu kali kakak ipar saya datang berkunjung ke rumah saya, dia berpakaian sangat terbuka dan terus-menerus melakukan tindakan seksual eksplisit untuk merangsang saya. Ujung-ujungnya aku tak tahan, aku laki-laki, mana mungkin aku tahan membayangkan gerak-gerik mesumnya. Jadi aku harus meminta maaf kepada istriku dalam hati, aku harus menghancurkan vagina kakak iparku untuk melepaskan hambatan yang menumpuk sekian lama setiap kali aku bertemu dengannya...